Category: Monumen


Sebuah patung megah patung Jenderal Sudirman mewarnai Ibu Kota Jakarta. Patung berukuran 12 meter itu terdiri atas, tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter, terletak di kawasan Dukuh Atas, tepatnya depan Gedung BNI, di tengah ruas jalan yang membelah Jalan Sudirman dan berbatasan dengan Jalan Thamrin. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar Rp 3,5 miliardan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario. Baca lebih lanjut

encyclopedia/8d194abd2edc6615adf458e8ac6fb4e9

Terletak di bunderan air mancur Senayan. Monumen ini dibuat oleh team patung yang tergabung dalam Biro “ISA” (Insinyur Seniman Arsitektur) di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir Pamuncak. Patung ini dibuat dari beton bertulang dengan adukan semen dan bagian luarnya dilapisi dengan bahan teraso. Pekerjaan dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan Maret 1972.
Rencana semula peresmiannya akan dilakukan pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 1971, akan tetapi pada saat itu patung belum siap sehingga tertunda beberapa bulan. Patung ini menggambarkan seorang pemuda dengan semangat menyala-nyala membawa obor. Dari jauh patung ini terlihat bagai tanpa busana, guratan-guratan urat dan gumpalan otot ditonjolkan untuk mendukung ekspresi gerak dari tokoh pemuda. Sedangkan makna obor ialah sebagai penerang dan secara filosofis untuk menerangi hati yang gelap. Baca lebih lanjut

Monumen Selamat Datang

Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.

kalau mendengar kata jakarta pasti terlintas ada patung selamat datang, saya juga pertama kali masuk ke Jakarta dulu, diatas bis melihat patung ini, bgtu jg saat mau pulang kampung pasti melewati patung ini.. patung yg slalu menyapa tiap tatap mata yg melihatnya, selalu ceria mungkin tak seceria wajah jakarta saat ini yg diwarnai berbagai masalah dari masalah di kursi politik hingga masalah sosial. saya bangga dengan monumen ini.. untuk itu harus hargai minimal tahu arti dan sejarah patung selamat datang ini.. Baca lebih lanjut

Monumen Nasional

Monumen Nasional

Monumen Nasional
Informasi umum
Lokasi Jakarta Pusat, Indonesia
Alamat Jalan Lapangan Monas
Dimulai 17 Agustus 1961
Selesai 12 Juli 1975
Diresmikan 12 Juli 1975
Ketinggian 132 meter
Desain dan pembangunan
Kontraktor utama P.N. Adhi Karya
(tiang fondasi)
Arsitek Frederich Silaban,
R.M. Soedarsono

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 – 15.00 Waktu Indonesia Barat. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.

Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Baca lebih lanjut

Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 – 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965.
Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.

Monumen atau Patung Dirgantara yang berada di perempatan Pancoran, Jakarta ini mempunyai tempat cukup strategis. Merupakan pintu gerbang Jakarta Selatan dari lapangan terbang Internasional Halim Perdaksuma, berdekatan juga dengan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia. Patung ini cukup tinggi sehingga dapat terlihat dari semua arah. Baca lebih lanjut

Patung Arjuna Wijaya

Patung karya salah satu Seniman-Patung terbaik negeri ini, Nyoman Nuarta ( GWK, Jalaveva Jayamahe ), sebenarnya mempunyai nama asli Arjuna Wijaya. Patung ini diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1987 sebagai hadiah Gubernur DKI Jakarta kepada warga DKI yang juga bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-42.

Pernah lihat patung ini kan tiap ke Jakarta, tiap kali saya lewat dekat patung ini pasti tatapan saya tak lepas memperhatikan patung ini.. menggambarkan suasana perang yang ganas, kuda menarik kereta perang diatas batu-batu terjal.. Kita harus tau sgla macem makna dalam patung tersebut, sayangnya banyak sekali warga Jakarta yang terkesan cuek sama patung itu. supir taksi , kenek bis banyak menyebut patung ini bernama patung kuda, patung delman dannama plesetan yang lain.. Baca lebih lanjut