Category: Puisi


Pernahkah ?!

Pernahkan sedikit saja kau memikirkanku.
Meski hanya sekilas.
Meski hanya terlintas sekejap hilang.
Atau hanya dlm sekedipan mata.
Bahkan sekedar ingat nama..
Pernahkah..?!
Karena. Tanpa sengaja kamu sekilas.. Aku memikirkanmu.
Tanpa aku mau kamu terlintas. Aku memikirkanmu..
Dan dalam kedipan mata, mata lelah yang ingin terpejam. Aku memikirkanmu.
Aku tak bisa tidur..
Kuharap tak berlanjut dalam mimpiku.

Yang ku rasa saat ini

Yang ku rasa saat ini adalah sebuah kebohongan
Kepalsuan atas segala luka yang tergambarkan
Ku hanya mampu tertawa dan tertawa diantara derai tercipta
Ku hanya mampu terdiam saat rasaku bergemuruh tuk menangis didalam dunia

Tuhan kau tau..
Segala rasa yang kini ada dalam benakku
Mengapa ketenangan itu sulit untukku
Mengapa kebahagiaan itu menjadi musuhku
Kenapa harapanku itu begitu menyakitkan untuk ku gapai
Mengapa dengan jalanMu
Apa yang salah dariku?

 

karya bang muhasimkailani

Aku Ingin

 karya Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

 

Sudah

Sudah bukan tentangmu lagi.. Bukan bayanganmu lagi..
Mungkin kamu juga cape selalu hadir berkeliaran mondar-mandir ganggu fikiranku aja.

Dan.
Kuyakinkan hati ini..

Sudah tak ada yang perlu kurindukan! Walaupun hati ini sedikit berontak..
Sudah tak perlu ada harapan! Walaupun hati ini sedikit berontak..
Sudah tak ada cinta! Walaupun hati ini sedikit berontak..

Dan.
Kusadari..
Rindu ini tak harus bertemu..
Harapan tak harus terwujud..
Serta cinta tak harus memiliki..

sebuah hati

Mencoba menelaah perjalanan dari sebuah hati
Yang kerap tersandung godaan duniawi.
Sebuah hati yang kadang menjatuhkan air mata karena mencintai makhluk Tuhan dengan sangat,

Sebuah hati yang tak sempurna mencintai Sang Pemilik Cinta sesungguhnya
Sebuah hati yang rapuh yang mengiba akan Cinta Abadi
Sebuah hati yang berusaha untuk menghijabi hatinya dengan Cinta Ilahi

Ku mohon dengan sangat padaMu
Wahai Pemilik Hati
Pemilik Cinta Abadi,

Jika ku goyah kuatkan ku dalam langkah
Untuk terus setia dalam barisan hambaMu yang selalu rindu akan CintaMu

Jika kau tegur aku dengan ujianMu
Bimbing aku dengan sabdaMu

Wahai Rabb Maafkanlah Aku…


irma

aku sayang kamu

aku sayang kamu.
semoga perasaan ini cepat hilang, semoga mudah aku melupakan rasa ini, mudah aku melupakanmu..

aku sayang kamu.
semoga mudah aku menyayangi wanita lain, yang mungkin tak lebih baik darimu, tapi bisa menyayangi-ku membalas rasa sayangku melebihi sayangku padamu..

aku sayang kamu.
semoga kamu menemukan sosok terbaik pilihanmu, yang benar-benar bisa menyayangimu, membuatmu selalu tersenyum..

aku sayang kamu.
semoga ini cukup menjadi cerita manis untuk ku, cukup menjadi goresan indah yang karena aku sayang kamu..

aku sayang kamu.
maaf..

Tangerang, 12 feb 2013. 
imam

Seringkali ku terjebak dalam rasa yang tak terjawab
sikapmu seakan menyimpan seribu tanda tanya untukku
entah kau cinta atau pun tidak
sungguh aku tak bisa mengartikanya

ucapanmu tak bisa ku terjemah
Caramu berinteraksi juga sulit tuk ku tafsirkan
Jika kau sayang tak perlu kau sembunyikan perasaan itu
Namun jika tidak tak perlu kau gantung hatiku

Dalam hidupku tak pernah ku rasakan sakitnya menyayangi seperti ini
bagai langit memeluk bintang
Dan itu sangat sulit tuk ku lakukan

Bicaralah untuk meredam pertanyaan di hatiku
ungkapkan apa yang ada di hatimu
jangan biarkan aku terbawa oleh laju cinta yang tak tentu arah
hingga sulit ku kendalikan rasa yang ada dihatiku untukmu

karya: Muhasim K

Senja dan Fajar

langit tau senja sedang merindu fajar
senja dan fajar, bagian langit yang tak akan pernah bisa menyatu
fajar itu terang, sepertimu yang memancarkan kebahagiaan di kehidupan
senja itu aku,redup, antara butuh dan iri akan cahayamu
aku selalu meminta langit agar mempertemukan kita
langit menolak
bingung,
aku cerita pada bulan dan bintang, sahabatku
tapi mereka juga menolak
lelah,
aku berteriak kepada semesta ” persatukan kami ! ”
semesta terbahak, meledekku, menganggap aku melucu
sadar,
aku paham bahwa langitku dan langitmu tak akan pernah bisa menyatu

by Diah Ayu Purwati

Cukup

cukup kurasakan siksaan debaran hatiku, selami kedalamannya. bayanganmu yang kusimpan diantara detak jantungku, namamu yang kugoreskan di altar hatiku, mm.. hanya itu dan setitik cinta yang kutitipkan pada rintik hujan. yaa cukup.. sudah cukup.. harus ku bisa mengerti, harus kubisa menerima, karena cukup hanya bisa berada di  kedalaman  hati. cukup bisa kupahami, cukup aku mengerti dan banyak pelajaran tentang ketabahan hujan bulan januari. kuharap jua cukup yang tersakiti.

gerimis dan rindu

Angin berlari membawa kabar yg tak pernah pasti, terutama tentangmu..
Gerimis rintik nya yg merdu temani sepi. tiap kali ku dngar tetesan itu..
Ya, aku kangen. Kini q jujur pd grimis..

Makin larut serasa mendung kian pekat..
Tp  nyaman dengan gerimis ini..
aku nyaman dg rindu ini.. Walo kan brganti hujan..

Mski grimis dan hujan ga bs berjalan berdampingan.. Pasti q berusaha mendapatkannya, bahkan bila deras menerpa.
Karna q tak ingin hadirmu hanya dlm angan..

Q harap grimis bercerita padamu.. membuaimu dlm mimpi indah, dan km terlelap dgn snyum manis itu..

Mt tidur..

Mengais Masa Lalu

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan

Dalam kenangan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan Baca lebih lanjut

Suasana kedamaian

fajar pagi yang khas
dingin subuh menusuk tulang
sepanjang ku memandang
terbentang hijau kehidupan

itulah keyakinan dan harapan
tumpuan semangat berpijar
mengingatkan pada tugas mulia

tiba gelincir diatas cakrawala
debu beterbangan terasa segar,
aroma kotoran menyengat sangat nikmat,
juga panas terik sejuk-sejuk saja

karena tenang dan tentram
nan terhiasi senyuman
itulah kedamaian
meski tak menjamin besok kan makan
lagi dengan senyum semua terkalahkan


imam

Rasaku saat ini

rasaku saat ini

siapa yang tau
siapa yang peduli

Tuhan lebih tahu tentang rasaku,
Dialah pengatur ritme rasa dalam jiwaku
apa yang kurasa saat ini
kemarin atau esok

saat ini,
rasa berbicara
tentang arti kedamaian
tentang goresan dan luka
berontak dia memberontak

aku terdiam

biarlah rasa ku mengalir
seprti air yg tetep pertahankan jernihnya
terbebas seperti angin menerpa dan menyapa
hiangga akhirnya seperti busur panah
yg lepaskan panah tajam
untuk lambang ksetiaan

 

imam

Apa yang ku pikirkan

Apa yang ku pikirkan..

seringkali ini jadi kebiasaan
lamunan ntah renung yang kian tak berujung
sungguh menyita warna yang seharusnya kulihat

apa yang kupikirkan?
apa yang ku bayangkan..

tak ada yang tahu
sang waktu pun mulai kesal
karna aku hanya diam

apa yang ku pikirkan..
apa yang ku impikan..

ku yakinkan diri
dalam jeritan malam sunyi,
aku bisa menjerit
aku bisa berteriak..
tetap, semua berujung keputusan

apa yang ingin ku jalani..
harus aku juang kan
aku tak ingin semua terlewatkan

 

Imam

Malam itu

Malam itu
Ketika aku mulai terlarut
Manikmati kesunyian malam yang menyapa
Aku hanya terdiam mematung
Diterangi secercah cahaya
Dari bintang-bintang malam diangkasa

Dalam diamku
Engkau kembali datang menyapa
Menyapa ke dalam relung hati yang amat dalam
Dan membangun kembali kepingan-kepingan harapan

Sapamu kembali menyapa jiwa
Tadinya aku pikir
Aku kini bisa menikmati hidup
Tanpa sapa dan hadirmu
Tadinya aku pikir
Aku akan bisa melewati
Cahaya-cahaya indah pelangi
Tanpa kamu dan tanpa namamu

Tapi aku salah Baca lebih lanjut

Percayalah

Apakah ini air mata??
Yang menetes di dasar hatiku
Saat kulihat hatimu pun menangis di tengah kebahagiaan palsu dariku

Lagi, cahaya biru ini masih terlalu menyilaukan bagiku
Bahkan mungkin telah melukai mata hatiku

Dibalik senyum angin pagi yang beku hatiku pun membiru
Dalam sebuah kesalahan, aku menarikmu untuk merasakan luka ini bersamaku

Acungkan jari tengahmu
Acungkan jari tengahmu padaku!!
Karena itu sangatlah pantas bagiku
Baca lebih lanjut

aku dan gerimis

gerimis membuatku tersenyum
serasa banyak pesan dalam gerimis
mewartakan serangkaian kisah
rintiknya yang terhampar
rintiknya yang merdu nyaman ditelinga
dan tetap nyaman deras belum menerpa
tetesan menjadi gemercik indah
merobek sunyi

ingin ku singgah sejenak dalam tetesan itu
bercerita pada alam yg bijaksana
ya, aku harus nyaman dalam pijakku
ini yang harus kujalani

rona merah yang kulihat mulai masuk dalam relungku
gerimis menemaniku untuk tetap dingin
mungkin aku sedang sandiwara dengan hati
hati yang menderu
jantung berdegub
nafas yang sesak
harus kuabaikan
meski dalam decakku aku menangis

aku butuh seribu pertimbangan
aku tak harus mengikuti angin bergeliat
aku hinggap pada dahan kering nan rapuh
kini basah karena gerimis
aku menjadi kuat
karena kulihat daun layu tapi tersenyum

hah, aku tak harus memandang awan hitam
gerimis mengajariku untuk tegar
gerimis meyakinkanku akan pilihan
aku harus nyaman dalam pijakku
aku tak ingin binar mata indah berkaca-kaca
aku tak ingin senyum manis itu pudar
aku tak ingin ada luka

biarlah, ini pun aku nyaman
sampai gerimis menjadi hujan
meski harus tetap dingin

mas imam

Aku Pernah Mencintaimu

Aku pernah mencintaimu…
dalam batas gerak dilenggangkan badan
ketika kakiku tak mampu mengejar bayangmu dalam kegelapan,
hanya tanganku berupaya meraih kelam
tapi kau terus saja berjalan
Aku pernah mencintaimu…
dalam batas tatap mata tak berkedip lebih
sesaat ku dapati genangan telaga itu begitu jernih
mengalir tak berkesudahan dalam pasang bola mata
meski aku pernah mencintaimu…
dengan segala yang kupunya nyatanya
aku tak kan bisa begitu saja melupakan begitu saja
bahkan sesaat angin ribut
menyerbu hatiku yang kusut
lelana

Kulihat, kudengar, kurasa..

Gemerlap dunia memudarkan keindahannya membutakan mataku,

gemuruh suara tanpa makna merobrk keheningan menulikan telingaku,

kerasnya kehidupan mengikis hatiku, tumpulkan perasaanku, membunuh aku..

wahai cinta dimanakah engkau. bukalah mataku, berteriaklah ditelingaku, rasukilah hatiku

agar kulihat, kudengar, kurasa makna hidup yang sesungguhnya.

Ari Lasso