PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya.

Proses Produksi
Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai pada pabrik pembuatan besi yang menggunakan proses reduksi langsung bijih besi dengan gas alam. Hasil produksi yang berupa besi spons ini selanjutnya dilebur bersama dengan besi bekas (scrap) pada proses pembuatan baja yaitu pabrik baja slab dan pabrik baja billet. Proses pembuatan baja tersebut menggunakan teknologi dapur busur listrik yang dilanjutkan dengan proses pengecoran kontinu menjadi baja slab dan baja billet.
Baja slab dicanai dalam kondisi panas pada pabrik baja lembaran canai panas menjadi baja lembaran panas berupa coil, strip, maupun pelat. Sebagian baja lembaran panas ini langsung dijual ke konsumen atau diproses lebih lanjut di fasilitas produksi lainnya yaitu pabrik baja lembaran canai dingin. Pabrik ini menghasilkan produk baja lembaran dingin berupa baja lembaran panas yang dipickling, maupun baja lembaran dingin dengan perlakukan anil atau temper. Produk baja lembaran yang dihasilkan bisa berupa coil maupun sheet.
Baja billet yang dihasilkan sebagian dijual ke konsumen namun pada umumnya diproses lebih lanjut di pabrik baja batang kawat menjadi batang kawat. 

Anak perusahaan
PT KHI Pipe Industry
PT Krakatau Wajatama
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Bandar Samudra
PT Krakatau Information Technology
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon
PT Krakatau Daya Listrik
PT Krakatau Tirta Industri
PT Krakatau Medika
PT Meratus Jaya Iron & Stee

Sejarah Singkat
Di suatu masa pada 1960, Presiden Soekarno mencanangkan Proyek Besi Baja Trikora untuk meletakkan dasar industri nasional yang tangguh. Sepuluh tahun kemudian tepatnya 31 Agustus 1970, berdirilah PT Krakatau Steel (Persero) yang memanfaatkan kembali peralatan-peralatan dari proyek itu yang berbentuk pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan pabrik baja profil. ada 1977, Presiden Suharto meresmikan mulai beroperasinya produsen baja terbesar di Indonesia itu.

Perkembangan Krakatau Steel sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri baja berlangsung cukup maju. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, Perseroan sudah menambah berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik, Pusat Penjernihan Air, pelabuhan khusus Cigading dan sistem telekomunikasi. Dengan perkembangan ini, PT Krakatau Steel (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan baja yang terpadu di Indonesia.

Tidak berhenti di sana, Perseroan terus mengembangkan produksi berbagai jenis baja untuk bermacam keperluan, seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Saat ini, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun untuk mendukung produksi baja tersebut. Dan dengan sepuluh anak perusahaan Krakatau Steel sanggup mendiversifiasi usahanya pada usaha-usaha penunjang yang menghasilkan berbagai produk baja bernilai tambah tinggi (seperti pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan, baja profil), meyediakan industri utilitas (air bersih, tenaga listrik), industri infrastruktur (pelabuhan, kawasan industri), industri jasa teknik (konstruksi, rekayasa), teknologi informasi, serta menyediakan layanan kesehatan (rumah sakit). Produk- produk baja Krakatau Steel ini tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga dipasarkan secara internasional.

Kemampuan teknis Krakatau Steel yang tinggi sudah diakui menurut standar internasional sejak dahulu kala. Bahkan pada 1973 Perseroan sudah memperoleh Sertifiat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977 memperoleh Sertifiat API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifiat ISO 9001 diperoleh PT Krakatau Steel (Persero) pada 1993 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000 pada 2003. Sementara itu, SGS internasional memberikan Sertifiat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen Perseroan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja.

Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel (Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan laba bersih Rp1,02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp21,5 triliun memiliki 8.023 orang karyawan.

Human Capital
HUMAN CAPITAL MANAGEMENT (PT KRAKATAU STEEL)

Bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu bagian penting dalam mendukung aktivitas perusahaan. Oleh karena itu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan dan mempertahankan karyawan agar karyawan mempunyai kemampuan yang mumpuni dan dapat berkontribusi secara maksimal.

Dalam mengelola karyawan, perusahaan menggunakan pendekatan human capital, dimana karyawan dipandang sebagai modal insani (human capital) sehingga dikondisikan bahwa karyawan merupakan aset perusahaan yang dituntut untuk dapat menciptakan nilai (create value) dan tidak sekedar menghasilkan nilai tambah (added value).

Dalam menciptakan insan-insan yang mempunyai kemampuan unggul maka PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam mengelola modal insani menggunakan pendekatan dengan pilar-pilar sebagai berikut :

  1. Human capital strategy.
  2. Human capital development.
  3. Human capital learning and knowledge management.
  4. Human capital performance and reward management.
  5. Human capital integration.
  6. Human capital infrastructure.
sumberdaya-02.jpg

1. HUMAN CAPITAL STRATEGY
Merupakan strategi pengelolaan human capital yang merupakan penjabaran dari strategi perusahaan, dimana strategi modal insani jangka panjang disusun selaras & terintegrasi dengan strategi bidang lainnya yang mengacu pada visi, misi, target dan value perusahaan. Strategi pencapaian target dibreakdown dalam program kerja tahunan dalam rangka mencapai target capabilities HC yang ditetapkan.

2. HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT
Dalam mengembangkan modal insani, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengembangkan model Human Capital Development yang didalamnya tersusun dari elemen-elemen terkait meliputi Competency Management, Recruitment, Succession Planning dan Career Development.
Pengertian competency management yang digunakan di PTKS adalah proses menetapkan apa yang dipersyaratkan untuk memenuhi tujuan/sasaran organisasi, dan menetapkan apa yang dimiliki organisasi, serta strategi pengembangan untuk rekrut atau pengembangan internal dari level kompetensi yang dipersyaratkan.
Dengan katalog maupun model kompetensi ( soft dan hard competency) yang telah dimiliki perusahaan dan ditunjang oleh Sistem Informasi yang terintegrasi (SAP), penyusunan requirement (persyaratan) kompetensi yang diperlukan oleh suatu jabatan dapat dengan mudah dilakukan. Demikian juga dengan pengukuran tingkat kompetensi karyawan khususnya kompetensi manajerial telah dapat dilakukan dengan menggunakan tools Assessment Center yang dimiliki PTKS.
Melalui pemetaan kompetensi akan diketahui tingkat dan gap kompetensinya untuk setiap karyawan terhadap jabatan yang sedang diduduki maupun yang berdasarkan program Succession Planning dan Career Development yang dimiliki perusahaan. Program pengembangan baik melalui pendidikan, pelatihan, penugasan, rotasi, mutasi maupun program pengembanngan lainnya disusun dan diimplementasikan bagi setiap karyawan sesuai kebutuhan perusahaan maupun kebutuhan karyawan yang bersangkutan dalam memenuhi gap kompetensi maupun program pengembangan karir karyawan.

3. Human capital learning and knowledge management.
Guna menunjang program pengembangan karyawan, perusahaan telah mempersiapkan sarana prasarana yang cukup memadai antara lain: tempat pelatihan yang terpusat (Pusdiklat), fasilitas web knowledge management yang sudah bisa diakses oleh seluruh karyawan, Unit Sistem Informasi yang membantu pengelolaan Knowledge Management Krakatau Steel, serta tenaga-tenaga yang kompeten.
Knowledge management merupakan sarana untuk mewadahi aset pengetahuan Perusahaan yang dilakukan melalui eksplorasi asset pengetahuan perusahaan yang berasal dari karyawan dan unit kerja terkait. Hasilnya dapat digunakan untuk memetakan, menganalisa dan melengkapi kebutuhan pengetahuan di perusahaan.
Setiap karyawan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berbagi ilmu dan menimba ilmu melalui fasilitas yang tersedia tersebut.

4. Human capital performance and reward management.
Perusahaan melakukan pengukuran kinerja dan memberikan imbalan kepada karyawan berdasarkan kinerja pencapaian KPI/Sasaran Kerja Karyawan (SKK), dimana KPI/SKK disusun berdasarkan penjabaran strategi perusahaan (LTDP, RJPP dan RKAP).
Untuk mendorong kinerja karyawan, perusahaan menerapkan sistem remunerasi berdasarkan Hay System. Berdasarkan sistem tersebut, imbalan diberikan kepada karyawan berdasarkan kontribusi dan kinerjanya.
Penghargaan lain yang diberikan kepada karyawan adalah berdasarkan improvement dan inovasi yang mereka lakukan, penghargaan atas masa kerja dan beberapa kriteria lainnya.

5. Human capital integration.
Guna menjaga kondusifitas kerja di dalam perusahaan maka dibangun pola hubungan industrial yang baik antara perusahaan dan serikat pekerja (Serikat Karyawan Krakatau Steel) serta stakeholder lainnya. Adapun komunikasi yang dilakukan diantaranya melalui pertemuan-pertemuan, Briefing BOD, Buletin Perusahaan, Web dan Intranet. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga keharmonisan dan suasana kerja yang kondusif dalam menunjang kesuksesan bisnis perusahaan maupun karir karyawan.

6. Human capital infrastructure.
Untuk kemudahan dan kelancaran operasional pengelolaan modal insani, perusahaan memanfaatkan infrastruktur yang telah terbangun seperti HRIS yang sudah diintegrasikan pada Sistem Informasi (SAP).
Selain itu, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah membangun sistem pengelolaan modal insani yang telah dibakukan dalam Sistem dan Prosedur yang merupakan bagian dari Sistem Manajemen Krakatau steel (SMKS).
Semua infrastruktur yang telah ada saat ini masih dimungkinkan untuk terus disempurnakan guna menjaga keselarasan dan untuk mengikuti perkembangan dengan tuntutan pengembangan bisnis.

SUmber : http://id.wikipedia.orgWebsite Krakatau steel